NU Jayapura: Pengungsi Wamena Perlu Dipikirkan Bersama
NU Online · Kamis, 3 Oktober 2019 | 10:30 WIB
Ahmad Rifqi Hidayat
Kontributor
Jayapura, NU Online
Gelombang pengungsi akibat kerusuhan Wamena terus bergerak ke sejumlah tempat, termasuk di Jayapura, Papua. Di ibukota provinsi itu terdapat 10 titik penampungan, di antaranya adalah lapangan udara Sentani dan Masjid Al-Aqsha. Keduanya berada di distrik Sentani, Jayapura.
Menurut Ketua PCNU Kabupaten Jayapura, Ustadz Zaenuri Thoha, saat ini pengungsi di Masjid Al-Aqsha mencapai 108 orang. Mereka menempati tenda-tenda yang dipasang di halaman masjid.
“Rencananya masih banyak pengungsi yang akan datang ke Jayapura,” ujar Zaenuri kepada NU Online melalui aplikasi pesan WhatsApp, Kamis (3/10).
Ia menegaskan, pihaknya menaruh perhatian besar terhadap kondisi pengungsi. Selain butuh perlindungan, mereka juga butuh logistik. Sebab memang tidak mungkin mencari makanan dalam situasi mengungsi.
“Kami PCNU Jayapura, di hari pertama bantu obat-obatan dan sembako untuk pengungsi di Lanud (lapangan udara). Kemarin kita bantu air bersih dan buah-buahan,” tambah Zaenuri.
Ustadz Zaenuri menambahkan, terjadinya gelombang pengungsi merupakan masalah sosial yang harus disikapi secara dewasa. Dengan kata lain, apa yang terjadi di Wamena adalah tindakan orang perorang, bukan atas nama warga Papua. Sebab warga Papua sesungguhnya cinta damai dan sangat terbuka terhadap warga pendatang. Karena itu, ia berharap agar warga Papua yang berada di luar Papua, tidak perlu khawatir dengan keamanan dirinya.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Di manapun berada, kita hidup di bumi Allah, tetap cinta damai,” ungkapnya.
Di sisi lain, Ustazd Zaenuri menandaskan bahwa pemerintah perlu memastikan keamanan para pengungsi dan meyakinkan mereka bahwa di manapun tinggal mereka akan aman-aman saja. Pemerintah, dengan kelengkapan infrastruktur hingga ke bawah diyakini mampu memberikan keamanan para pengungsi.
“Itu tugas pemerintah, dan wajib kita dukung. Tapi secara umum ini masalah kita bersama, harus dipikir bersama jalan keluarnya,” urainya.
Ia berharap agar pemerintah dan tokoh masyarakat lintas agama, tak henti-hentinya menyerukan perdamaian dan penghentian kekerasan. Dan yang paling penting, katanya, warga Papua tidak boleh percaya begitu saja terhadap issu yang belum jelas kebenarannya, apalagi menyangkut warga Papua.
“Untuk itu kita berharap agar para tokoh lintas agama segera merespon jika ada kabar yang kebenarannya masih simpang siur,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
5
Balita di Sukabumi Meninggal Dipenuhi Cacing, DPR Tekankan Pentingnya Peran Posyandu dan RT/RW
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua