Solo, NU Online
Keraton Surakarta Jawa Tengah menggelar tradisi Grebeg Syawal, Ahad (19/7). Tradisi ini menandai perayaan Lebaran, yang baru dirayakan pihak keraton, sehari sebelumnya (17/8). Acara tersebut diwarnai dengan kemeriahan para pengunjung yang ikut memperebutkan dua gunungan, Jaler dan Estri.
<>
Menurut Wakil Raja Keraton Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger dalam pelaksanaan Grebeg Syawal kali ini tergolong istimewa. Pasalnya, masyarakat umum diperbolehkan untuk turut menyaksikan prosesi upacara adat.
āKeraton dan masyarakat, sebuah kesatuan tak terpisahkan. Mulai kali ini, masyarakat bisa menyaksikan prosesi keluarnya Gunungan, meski tentunya ada beberapa aturan yang membatasi,ā kata Gusti Puger.
Setelah dikeluarkan, Gunungan dikirab mulai Kori Kamendungan sampai ke Masjid Agung, untuk didoakan. Usai didoakan, Gunungan Jaler yang berisi hasil bumi berupa sayur-sayuran dan lauk-pauk, seperti kacang panjang, terong, tebu, telur, cabai merah, wortel, dan jeruk langsung menjadi rebutan pengunjung.
Sementara itu, Gunungan Estri yang berisi intip, rengginang dengan dilengkapi bendera merah putih, kembali diarak menuju Puri Kamandungan.
āGerebeg Syawal ini adalah ungkapan rasa syukur bagi kemenangan bagi umat Islam usai menjalankan ibadah puasa selama 30 hari. Kita wujudkan dengan dua gunungan ini,ā kata Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, Kanjeng Pangeran (KP) Winarno Kusumo. (Ajie Najmuddin/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua