Festival Ketupat Lebaran Idul Fitri, Warga Kediri dan Pengguna Jalan Dapat Nikmati Makan Gratis
NU Online · Senin, 15 April 2024 | 15:05 WIB
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Kediri, NU Online
Puluhan warga Kediri menikmati makanan ketupat Lebaran Idul Fitri yang dibagikan secara gratis dalam acara Festival Ketupat yang diadakan oleh Masjid Al-Ahmad, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur, Ahad (14/4/2024).
Ketua Panitia Festival Ketupat Masjid Al-Ahmad Syahrul Munir menjelaskan bahwa ketupat disajikan lengkap dengan makanan pendukungnya yang menggoda lidah.
Panitia menyediakan menu khas lebaran mulai dari opor ayam, sayur gondes, hingga serbuk kedelai sebagai ciri khasnya. Tak lupa pula aneka minuman hangat maupun dingin sebagai penutupnya.
Ketupat itu terhampar di sejumlah meja yang ditata berjajar pada sebuah lorong jalan depan masjid.

“Tamu yang datang bisa langsung mengambilnya maupun dilayani oleh petugas penjaga meja, gratis,” jelasnya.
Ia mengatakan, para tamu yang datang tidak hanya berasal dari warga sekitar, tetapi juga para pengguna jalan yang melintas di jalur utama Kabupaten Kediri-Kabupaten Tulungagung.
Menurut Syahrul, Panitia Festival Ketupat telah berhasil mengumpulkan kurang lebih 1000 ketupat yang berasal dari sumbangan sukarela jamaah masjid dan masyarakat sekitar.
“Panitia sengaja mengumumkan dan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada pengguna jalan untuk ikut menikmatinya, yakni dengan cara panitia mencegatnya di depan masjid,” imbuhnya.
Syahrul menjelaskan, Festival Ketupat ini tidak hanya untuk umat Islam, melainkan bagi warga sekitar dan masyarakat yang mudik meskipun non-Muslim juga bisa ikut makan ketupat gratis. Ketupat sebagai lambang persaudaraan, sehingga terbuka untuk umum.
“Walaupun nuansa Islami, tapi kami membuka kesempatan untuk siapa pun baik umat Islam maupun non-Muslim sebagai wahana silaturahmi umat manusia," kata Munir.

Secara umum, kata Munir, tujuan Festival Ketupat ini untuk memeriahkan Lebaran Idul Fitri, mempererat silaturahim, sekaligus untuk melestarikan tradisi budaya yang ada.
Dengan adanya kegiatan Festival Ketupat, masyarakat bisa berkumpul dan saling bekerja sama, sehingga memunculkan rasa kekeluargaan, khususnya bagi panitia yang terlibat.
Mulanya, Hari Raya Ketupat atau Festival Ketupat dirayakan oleh masyarakat setelah menjalani 6 hari puasa sunnah Syawal, sehingga perayaan ini digelar pada H+7 Lebaran atau 8 Syawal.
“(Namun karena) melihat kondisi banyak pemudik, jadi kami memajukan agar masyarakat umum maupun pemudik juga bisa menikmatinya,” ujar Syahrul Munir.
Salah satu pengguna jalan asal Tulungagung, Rozak mengaku sangat senang dengan adanya ketupat gratis itu. Sebab, selain pengobat lapar karena waktunya berbarengan dengan momentum sarapan, juga sebagai pengobat rindu terhadap ketupat.
“Kebetulan di rumah tidak masak ketupat. Kok ini pas ada ketupat gratis,” tandas Rozak yang hendak pulang ke Surabaya ini.
Terpopuler
1
Tim TP2GP dan Kemensos Verifikasi Pengusulan Kiai Abbas sebagai Pahlawan Nasional
2
Atas Dorongan PBNU, Akan Digelar Jelajah Turots Nusantara
3
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Keutamaan & Amalan Istimewa di Hari Asyura – Puasa, Sedekah, dan Menyantuni Yatim
4
Rais Aam Sampaikan Bias Hak dan Batil Jadi Salah Satu Pertanda Kiamat
5
Asyura, Tragedi Karbala, dan Sentimen Umayyah terhadap Ahlul Bait
6
Pangkal Polemik ODOL Kegagalan Pemerintah Lakukan Tata Kelola Transportasi Logistik
Terkini
Lihat Semua