Diklat Pemulasaraan Jenazah NU Mimika Papua Disambut Antusias Warga
NU Online Ā· Selasa, 10 Agustus 2021 | 01:00 WIB
Syaifullah Ibnu Nawawi
Kontributor
Mimika, NU Online
Hingga kini, khidmat Nahdlatul Ulama demikian dirasakan umat. Kehadiran jamāiyah juga demikian dielukan hingga lintas negara.
Semangat terus memberikan yang terbaik dengan melayani umat setulus hati ditunjukkan hingga di tingkat kepengurusan level bawah. Seperti terjadi di kawasan Mimika, Papua.
Layanan keumatan itu dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) pemulasaran jenazah. Mengurus jenazah sejatinya tugas anggota keluarga, bukan modin atau guru ngaji. Dengan demikian, seluruh warga, khususnya yang menjadi tokoh agama di kawasan setempat agar memiliki pengetahuan yang memadai terkait hal ini.
Hal tersebut sebagaimana dilakukan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Mimika, Papua. Pada akhir bulan lalu sukses menyelenggarakan diklat pemulasaraan jenazah dan diikuti antusias sejumlah pengurus dan warga sekitar.
āAcara ini kita namakan dengan pelatihan dan tata cara mengurus jenazah An-Nahdliyyah,ā kata Wakil Rais PCNU Mimika H Fadlan kepada NU Online, Selasa (10/8/2021).Ā
Dijelaskannya bahwa kegiatan digelar atas dukungan banyak kalangan. Antara lain jamaah istighotsah An-Nahdliyyah, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Mimika, dan Pesantren Darussalam Mimika. Acara dipusatkan di gedung Taman Pendidikan Al-Qurāan An-Nahdliyyah SP2, Mimika.
H Fadlan mengatakan, akhir-akhir ini banyak warga meninggal. Hal tersebut membuat pengurus NU setempat dan elemen masyarakat lain bersedih. Bukan semata karena banyaknya warga yang wafat, akan tetapi pengetahuan tentang pemulasaraan jenazah ternyata tidak banyak dikuasai.
āSekitar sepekan ini orang mati di SP2 cukup banyak. Petugas pengurus jenazah dan tahlil sampai bingung mengaturnya, sehingga akhirnya dibuat shift,ā terangnya.
Memantik kesadaran
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman warga terkait bagaimana memperlakukan jenazah, tentu saja memantik kesadaran tokoh masyarakat di sana. Selain faktor meningkatnya angka kematian akhir-akhir ini, juga ada hal lain yang memberikan pentingnya pelatihan.
āAda kejadian jenazah yang telantar. Hal itu mungkin karena tidak mau atau bisa juga tidak mampu mengurus mayat,ā kata Ketua Jamaah Istighotsah An-Nahdliyyah, Ustadz Sugiarso.
Wakil Ketua PCNU Mimika tersebut menjelaskan bahwa sejumlah pemateri dihadirkan agar memberikan pemahaman yang tepat. Termasuk mendatangkan Ustadz Choirul Anam, Pengasuh Pesantren Putri Al-Istiqamah, Diwek, Jombang, Jawa Timur.Ā
Dikemukakan bahwa keterampilan mengurus jenazah sangatlah penting. Dan itu tidak cukup hanya mengandalkan penceramah yang kondang di media. Dibutuhkan tenaga yang mumpuni untuk keperluan merawat dari awal jenazah yang ada dan menuntaskannya hingga pemakaman.
Disampaikan Ustadz Sugiarso bahwa tidak semua anggota masyarakat harus menjadi pencemarah. Kemampuan merawat jenazah juga penting meskipun kurang mendapat perhatian masyarakat. Hal itu merupakan panggilan sebagaimana dicontohkan sejumlah leluhur.
āJika kita besar mungkin itu hasil amal leluhur kita. Jika kita melayani masyarakat namun belum mendapat balasan, bisa jadi diterima anak cucu kita nanti,ā katanya.
Ada beberapa hal yang menurutnya perlu mendapatkan perhatian sebagaimana selama ini dipraktikkan masyarakat. Seperti persaksian, memandikan, mengafani, shalat, mengantar jenazah, talqin, hingga doa.Ā
Kegiatan ini mendapat tanggapan positif Hj Asmawati selaku Pembina PC Fatayat NU Mimika. Dalam pandangannya, semua kebaikan leluhur dan ternyata baik, maka sudah selayaknya dipertahankan.
āIlmu dari kiai NU ini hendaknya diteruskan ke jamaah yang tidak hadir namun mengurusi jenazah. Beberapa praktik di lapangan yang selama ini kurang tepat supaya bisa diperbaiki,ā harapnya.
Pelatihan diikuti perwakilan jamaah dari Kampung Kadun Jaya, Mwuare, Sempan, Jayanti, Wonosari Jaya, Naena Muktipura, TSM Karang Senang, Wanagon, Timika Jaya. Dan yang spesial, ada juga utusan dari dari Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Kampung Amamapare, Distrik Mimika Timur serta jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PCNU Mimika.
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua