Daerah

Beda dengan Pemerintah, Jamaah Tarekat Syattariyah di Aceh Shalat Idul Adha Sehari Lebih Cepat

NU Online  ·  Kamis, 5 Juni 2025 | 21:00 WIB

Beda dengan Pemerintah, Jamaah Tarekat Syattariyah di Aceh Shalat Idul Adha Sehari Lebih Cepat

Jamaah Tarekat Syattariyah di Aceh shalat Idul Adha, 5 Juni 2025. (Foto: dok. istimewa)

Banda Aceh, NU Online

 Ribuan jamaah pengikut Abu Habib Muda Seunagan yang tergabung dalam Tarekat Syattariyah melaksanakan Shalat Idul Adha 1446 Hijriah pada Kamis pagi (5/6/2025), di Masjid Jamik Abu Habib Muda Seunagan, Gampong Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.


Shalat Id berlangsung khusyuk dan khidmat, dipimpin oleh Abu Said Kamaruddin bin Abu Habib Qudrat selaku imam sekaligus pemegang amanah tarekat yang diwarisi dari ulama besar Aceh, Abu Habib Muda Seunagan. Sementara itu, yang bertindak sebagai khatib ialah Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan (TRK).


Sejak malam sebelumnya, ribuan jamaah dari berbagai kabupaten di Aceh seperti Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Jaya hingga Gayo Lues telah memadati kompleks masjid. Mereka tidak hanya mengikuti takbir dan zikir sepanjang malam, tetapi juga datang untuk melaksanakan shalat Idul Adha lebih awal dibandingkan dengan jadwal yang ditetapkan pemerintah.


"Penetapan 10 Dzulhijjah oleh kami berdasarkan hisab dan rukyat para ulama tarekat serta hasil musyawarah pimpinan dayah. Ini merupakan tradisi yang telah lama kami jaga," ujar Abu Said usai shalat.


Pihak panitia juga menyiapkan tenda-tenda di halaman masjid untuk menampung jamaah yang membludak. Usai shalat, penyembelihan hewan qurban langsung dilakukan di lokasi sekitar masjid.


Menyikapi perbedaan waktu pelaksanaan Idul Adha ini, Ketua PW GP Ansor Aceh H Azwar A Gani atau yang akrab disapa Baginda, mengajak semua pihak untuk menyikapinya secara arif dan saling menghargai.


“Perbedaan itu merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Mayoritas masyarakat Aceh, termasuk dayah-dayah, mengikuti penetapan pemerintah bahwa 10 Zulhijjah jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Namun kita tetap saling menghargai satu sama lain, apalagi jika itu merupakan hasil musyawarah ulama dalam tarekat yang memiliki sanad keilmuan,” ujar Baginda


Ia menambahkan, ukhuwah dan toleransi dalam bingkai keberagaman praktik keagamaan merupakan salah satu kekuatan masyarakat Aceh yang harus terus dijaga, terlebih oleh para santri dan Nahdliyin.


Shalat Idul Adha oleh jamaah Tarekat Syattariyah ini sudah menjadi bagian dari dinamika keislaman di Aceh yang majemuk. Praktik keagamaan seperti ini juga menunjukkan eksistensi dan peran penting dayah serta tarekat dalam kehidupan spiritual masyarakat Aceh hingga hari ini.