Tampil di Pameran TIM, Ini Puisi Karya Guru Pesantren Darussunnah
Ahad, 24 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Pameran Sastra bertajuk Ruang Sastra di Gedung Ali Sadikin Lantai 4, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 1-24 Agustus 2025. (Foto: dok. istimewa)
Jakarta, NU Online
Puisi-puisi karya Imam Budiman yang pernah naik cetak di Media Indonesia turut tampil dalam Pameran Sastra bertajuk "Ruang Sastra Bicara". Pameran ini digelar Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Gedung Ali Sadikin Lantai 4, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta pada 1-24 Agustus 2025.
Guru Pesantren dan Madrasah Darussunnah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten itu menyebut bahwa penampilan karyanya dalam pameran tersebut sangat berarti baginya.
"Bagi saya sangat berarti, sebab Ruang Sastra Bicara yang diselenggarakan PDS HB Jassin memberikan kesempatan publikasi karya yang telah dimuat di media, dapat dibaca lebih luas kepada pembaca," katanya pada Jumat (22/8/2025).
Ia mengaku senang bisa turut berpartisipasi bersama penulis lain, menyemarakkan agenda sastra ini. Sebab, karyanya bisa dibaca publik secara lebih luas lagi.
Imam mengaku mengirimkan sejumlah karyanya yang pernah terbit di berbagai media cetak, baik di tingkat lokal maupun nasional.
"Saya mengirimkan sejumlah karya yang selama 10 tahun terakhir dimuat di media. Baik nasional dan lokal," ujar Guru Bahasa Indonesia dan Balaghah itu.
Kurator memilih satu di antaranya, yaitu puisi-puisinya yang dimuat di Media Indonesia tahun 2015. Barangkali, katanya, karena puisi itu merupakan karya awalnya yang dimuat di media Jakarta.
"Sebelumnya, saya hanya biasa mengirim karya ke media lokal daerah," terang mahasiswa magister Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Penulis kumpulan puisi menjelaskan bahwa sebetulnya puisinya hanya soal peristiwa sehari-hari. Namun, puisi itu berupaya untuk reflektif. Saat itu, lanjutnya, belum ada gagasan spesifik ketika menulis di tahun-tahun itu.
Imam menyampaikan bahwa ia tengah mempersiapkan buku antologi puisi terbarunya dan buku kumpulan esainya.
"Mungkin (ke depan) aktif menulis esai dan sesekali prosa. Belakangan ini, agak ingin rehat sebentar dari puisi. Ada satu draf buku puisi, menanti kabar penerbit. Dan kumpulan esai saya semoga akan terbit tahun depan," jelasnya.
Berikut puisi-puisinya yang tampil dalam pemeran tersebut.
Sajak Bunga-Bunga Kantil
Distikon//
di kebun kecil milik ibu
kembang kantil merajuk; berhenti menyusu
Tarzina//
di pelatar, ada kami yang bermain layar ujung kertak berhulu di sujud tanah banjar nama ibu di pusara bercuaca michelia alba
Quatrain//
cempaka putih harum jambu sedari kecil disayang dan digugu ibu adalah musim dan sejagat raya di tapak kuda cinta kita, benar adanya 'lah tersilap kata
Quint//
tiada celaka perjumpaan daun angin gerai rambutmu ialah sabda tuan pertapa oh kantil, cintamu di kering batang galam dipinta gerimis, duka dalam nyanyi shreya cinta suara beraroma cendana bukit pekabar
2015
Sajak Hari
pagi, persetubuhan dua biji mahoni secangkir bulan melaut dan menanti kita seteru celah cemeti
siang, percintaan dua kembang selasih sepiring kolam merajuk dan menatih kita rajam gemintang kasih
malam, perkelahian langkah pedati semangkuk danau merutuk dan mengunci kita tabuh dendang abadi
2015
Mangga Muda
Jelang rantau ini, aku mengemis musim maukah hujan dan paceklik menumbuhkan mangga muda di depan rumah Mak?
Mangga muda jatuh, namun justru
Mak mengidam salak
aku dan Mak sudah lama tak serumah
kini ia tengah hamil tua;
mengandung anak tak serupa kepompong batu
Jelma Malam
Segelap ini siapa yang tahu di semak tebu, ada kejadian-kejadian yang bisa saja tak terjangkau oleh ketapang akal
seekor ular melahap anak ayam; koak-koak si induk tengah malam atau hantu yang menyembunyikan bocah kala senja seonggok bulan tampak berkeluh mencari tempat berludah
sebilah badik, dua lelaki tikam-menikam! tak ada yang tahu, tiada yang sudi memberi kabar
2015