Nasional

Rais 'Aam PBNU Ajak Umat Islam Perhatikan 3 Hal yang Disukai dan Tidak Disukai Allah

Kamis, 26 Juni 2025 | 22:00 WIB

Rais 'Aam PBNU Ajak Umat Islam Perhatikan 3 Hal yang Disukai dan Tidak Disukai Allah

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat memberikan Taujihat pada pembukaan Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, pada 5 Februari 2025. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Dalam menghadapi perubahan kehidupan dunia yang begitu cepat saat ini, Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengajak pengurus dan warga NU serta seluruh umat Islam untuk memperhatikan tiga hal yang disukai Allah dan tiga hal yang tidak disukai Allah. Hal ini merupakan pesan Rasulullah yang juga termaktub dalam Qanun Asasi Nahdlatul Ulama.


“Di zaman seperti ini, Rasulullah mewasiatkan agar kita tetap teguh memegang ajaran yang diwariskan oleh para salafus shalih, ulama yang sanad keilmuannya jelas, dan meninggalkan apa pun yang mungkar dan tidak sejalan dengan syariat maupun akal sehat,” jelas Kiai Miftach saat memberikan taujihat dalam Rapat Koordinasi dan Silaturahmi secara daring yang dirangkai dengan Peringatan Tahun Baru Hijriah 1447 H, pada Kamis (26/6/2025) malam.


Kiai Miftach menyebutkan tiga hal yang disukai Allah. Pertama, beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Kedua, Allah mencintai para hamba-Nya yang berpegang teguh pada tali agama-Nya dan menjaga ukhuwah Islamiyah. Ketiga, senantiasa memberikan nasihat kepada pemimpin dan kepada siapa pun yang diberikan amanah untuk mengurus urusan umat dan bangsa.


Kemudian, Kiai Miftach menyebutkan tiga perkara yang tidak disukai Allah. Pertama, perdebatan tanpa dasar yang seringkali diiringi tuduhan dan kebohongan. Kedua, bertanya secara berlebihan tanpa manfaat yang justru menimbulkan kekacauan. Ketiga, menyia-nyiakan harta untuk hal-hal yang tidak diridhai oleh Allah, termasuk perilaku konsumtif dan mubazir.


Dalam konteks kehidupan dunia yang penuh ujian, Pengasuh Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini mengingatkan umat Islam agar tidak menganggap aneh ketika dihadapkan pada cobaan, fitnah, dan tekanan.


“Dunia adalah tempat ujian,” ujarnya pada Kegiatan ini diikuti oleh para Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dari seluruh Indonesia ini.


Kiai Miftach mengutip nasihat ulama, bahwa ketika merasa telah berada di jalan yang benar tapi tetap diuji, maka jangan merasa heran karena itu adalah bagian dari sunnatullah. Menurutnya, penting bagi pengurus NU untuk berpegang pada warisan para salafus shalih


Kiai Miftach pun berpesan kepada para pengurus NU untuk senantiasa menjalin kekompakan dan kesabaran dalam menjalankan amanah organisasi. Ia mengajak seluruh jajaran NU dari tingkat pusat hingga ranting agar bersatu, menguatkan komitmen, dan tetap disiplin dalam memegang prinsip-prinsip organisasi.


“Semoga Allah menganugerahkan kekuatan hati dan pahala yang berlipat kepada siapa pun yang terlibat dalam perjuangan ini, terlebih di masa-masa yang penuh tantangan seperti sekarang,” pungkasnya.