Nasional

Jurnalis Senior: NU Online Mampu Bertransformasi Menjadi Media Arus Utama

Jumat, 11 Juli 2025 | 14:30 WIB

Jurnalis Senior: NU Online Mampu Bertransformasi Menjadi Media Arus Utama

Muhammad Najib Azca. (Foto: dok. pribadi)

Jakarta, NU Online

Jurnalis senior Muhammad Najib Azca menyampaikan bahwa NU Online merupakan media Islam paling terkemuka di Indonesia. Karena menurutnya, NU Online secara konsisten menyampaikan informasi aktual dan sekaligus memberikan edukasi terhadap problem sosial dan keagamaan ala Nahdlatul Ulama (NU).


Najib menilai, NU Online menjadi kanal penting dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan NU yang damai, moderat, dan berkeadaban kepada publik luas.


“Saya kira ini capaian yang penting NU Online menjadi media Islam paling terkemuka di Indonesia sekaligus mewakili Nahdlatul Ulama,” ujar Najib Azca saat ditemui NU Online di Lantai 5 Gedung PBNU, Jakarta Pusat pada Jumat (11/7/2025).


Mantan jurnalis Tabloid Detik di era Orde Baru ini mengungkapkan bahwa NU Online mampu bertransformasi menjadi media arus utama dengan terus memperkuat konten-konten keislaman. Capaian ini, menurutnya, merupakan hasil kerja visioner para perintis NU Online sejak 2003 yang telah melihat pentingnya masa depan teknologi dalam dakwah dan pemberitaan.


“Ini sesuatu yang istimewa, ketika saya menulis buku tahun 2019 mengenai peranan Nahdlatul Ulama Dalam Perdamaian Dan Demokrasi, saya lihat peranan NU Online, ini sangat penting menjadi kanal mewartakan pesan-pesan keagamaannya yang berkarakter damai, berkeadaban, sesuatu yang istimewa dan menjadi wajah penting dari NU di publik luas,” tegas Najib.


Pria yang juga Wakil Sekjen PBNU ini menjelaskan, tanpa NU Online, NU hanya dikenal melalui prasangka-prasangka publik. NU Online berperan sebagai penghubung utama antara dinamika NU dan masyarakat umum.


“Diwartakan dari NU Online jadi dinamikanya luar biasa, progresif sekali, keberanian mengambil jalan baru, implementasi baru dengan modernitas, globalisasi baru. NU Online merupakan kanal yang sangat penting mengabarkan itu ke khalayak luas,” ucap Najib.

 
Logo Harlah Ke-22 NU Online. (Ilustrasi: NU Online/Aceng)
 

Terkait dengan perkembangan teknologi, menurutnya, dunia jurnalisme akan terus mengalami disrupsi. Dalam konteks ini, NU Online dinilai telah menunjukkan keberanian sebagai institusi yang terbuka terhadap inovasi teknologi.


NU Online, kata dia, salah satu faktor yang membuat ini semakin banyak karena mengenal kanal-kanal teknologi ini, jadi makin besar, makin banyak.


NU Online memberanikan diri sebagai institusi yang terbuka merangkul perkembangan, merangkul inovasi. Kita jangan menutup diri dari teknologi ini, harus merangkul, harus menjadikan AI atau kecerdasan buatan ini sebagai mitra kerja bukan musuh,” tegas Najib yang juga Sosiolog UGM.


Najib menyampaikan bahwa teknologi AI dalam dunia jurnalisme sebagai alat bantu, misalnya untuk mengumpulkan data atau informasi awal. Namun, ia menekankan bahwa peran utama tetap berada di tangan jurnalis.


“Tangan terakhirnya jangan di AI, itu hanya alat bantu, hanya mengumpulkan informasi, tapi tetap tangan akhirnya di jurnalis,” ujarnya.


Ia berharap dengan bertambahnya usia NU Online menjadi 22 tahun dapat terus memberikan informasi yang aktual, kritis, dan berinovasi dengan kemajuan teknologi.


NU Online terus membuka diri untuk inovasi dan harus terus-menerus dikembangkan dan menjadikan dirinya sebagai kanal mewartakan dirinya ke publik dan dunia,” pungkas Najib.