Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani berharap para jemaah haji Indonesia menjadi haji yang mabrur. Menurutnya, indikator haji mabrur bisa dilihat dari perilakunya seusai melaksanakan rukun Islam yang ke lima itu, yakni lebih baik dari sebelumnya.
"Perilaku orang yang pulang haji tersebut menjadi lebih baik, bahkan dapat menjadi tauladan bagi lingkungannya," kata Kiai Abdul Manan di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (23/7).
Kiai Manan juga mengingatkan agar jemaah haji bersyukur diberikan kesempatan menunaikan ibadah haji karena tidak semua orang diberi peluang yang sama, apalagi Menteri Agama H Lukman Hakim Saifuddin dalam banyak kesempatan menekankan agar melakukan ibadah haji hanya sekali seumur hidup.
"Orang yang haji ya harus menjalankan dengan sebaik-baiknya, yaitu memenuhi syaratnya, wajibnya, dan rukunnya. Juga melaksanakannya ikhlas, lillahi kan karena Allah. Jangan sampai ingin menjadi kebanggaan dipanggil pak haji atau bu haji, tapi haji itu ibadah," ucapnya.
Selain kepada jemaah haji, Kiai kelahiran Cirebon, Jawa Barat itu juga meminta agar petugas haji yang berasal dari Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan yang berjumlah sekitar 4.100 itu melayani jemaah haji dengan maksimal.
Menurut Kiai Manan, pekerjaan menjadi petugas haji mendapatkan kemuliaan karena melayani tamu Allah. "Karena itu bagi pelayan, petugas-petugas hendaknya ikhlas melayani jamaah dengan sebaik-baiknya," ucapnya.
Pada tahun 2018, pemerintah kerajaan Arab Saudi memberikan kuota haji Indonesia sebanyak 221.000 jemaah. Jumlah ini mengalami penambahan sebanyak 10 ribu dari kuota haji tahun 2017, yaitu sebesar 211.000 jemaah.
Menurut Kiai Manan, dengan jumlah haji Indonesia yang banyak itu seyogyanya membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia. (Husni Sahal/Ahmad Rozali)