Sholawat, Tumpeng dan Petasan Warnai Malam Ganjil Ramadhan
NU Online · Kamis, 25 Agustus 2011 | 12:39 WIB
Jombang, NU Online
Pembacaan shalawat nabi menggemuruh menyambut malam 25 bulan ramadhan di masjid dan musholla. Tak ketinggalan, tradisi menyambut malam untuk memperoleh Lailatul qodar ini dilengkapi dengan tumpengan dan suara petasan ikut meramaikan malam yang penuh berkah di 10 hari terakhir bulan puasa.
Warga nahdliyin di Desa Tembelang sudah berpuluh-puluh tahun menjalankan rutinitas menyambut setiap malam ganjil 10 hari terakhir bulan ramadhan. Di Dua dusun yakni Dusun Konto dan Balongombo Desa Tembelang yang memiliki 9 musholla dan satu masjid. Setiap malam ganjil jamaah musholla terdiri dari remaja masjid dan jamaah dewasa berbaur membaca shalawat nabi yang ditulis kitab dhiba’ karangan Imam Jalil Abdul Rohman Ad Dhiba’i.
“Setiap malam ganjil, bergilir dari musholla paling barat hingga musholla paling utara desa. Dan puncaknya malam 29 pembacaan sholawat nabi dipusatkan di masjid,”ujar Ahmad Rofik imam musholla yang juga anggota BPD Desa Tembelang menbeberkan.seraya mengatakan pembacaan dhiba’ menandai malam-malam ganjil di 10 hari akhir bulan puasa ramadhan.
Mengapa membaca dhiba..? Dalam kitab dhiba’ dikatakannya disamping tertulis sholawat, manakib dan juga perintah membaca sholawat kepada nabi juga banyak menceritakan akhlaq nabi Muhammad SAW. Seperti ayat yang menerangkan membaca sholat,” Sesungguhnya Allah dan malaikat bersholawat kepada nabi. Wahai orang-orang yang beriman maka bacalah sholat wasallaimu taslima,”.
Dhiba’ juga menceritakan akhlaq nabi Muhamad SAW, yang merupakan manusia dengan akhlaq paling mulia.”Akhlaq nabi mencerminkan kitab suci “Alqur’an. Tidak ada kebohongan terpancar dari wajah rosul Allah ini. Jika berkata baikan minyak wangi keluar dari mulutnya. Wajah nabi diumapamakan layaknya bulan purnama.
Kemeriahaan membaca shalawat ini juga diwarnai dengan bunyi petasan yang dilakukan oleh ramaja-remaja masjid.” Mereka seprti menandai sedang berkumpul mengajak warga yang lain untuk ikut berjamaah membaca sholawat menantid atangnya lailatul Qodar,”imbuhnya.
Pembacaan sholawat ini diakhiri dengan doa oleh sesepuh desa dan makan tumpeng bersama –sama yang telah disediakan jamaah sekitar musholla.” Makan bersama menunjukkan kerukunan jamaah yang ikhlas mengeluarkan ssodaqoh,”pungkas ropiq menuturkan.
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : Muslim Abdurrahman
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
5
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
6
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
Terkini
Lihat Semua