PKB Tetap Dukung Yudhoyono meski Muncul Wacana Poros Alternatif
NU Online · Selasa, 12 Mei 2009 | 11:28 WIB
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tetap mendukung capres Susilo Bambang Yudhoyono meski muncul wacana poros alternatif. Partai itu beralasan, sejak awal pihaknya telah menetapkan pilihan pada Yudhoyono dan menerima siapa pun cawapresnya.
Hal tersebut ditegaskan Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa DPR RI, Imam Nahrowi, di Jakarta, Selasa (12/5) seperti dikutip dari Detik.com.
;
Wacana poros alternatif muncul setelah PKS, PAN dan PPP menolak keputusan Yudhoyono yang memilih Gubernur Bank Indonesia, Boediono, sebagai cawapresnya. Mereka juga mengancam akan mengalihkan dukungan pada Jusuf Kalla-Wiranto jika SBY tidak mengevaluasi pilihannya.
PKB yang ikut pada pertemuan dengan 3 partai di ruang rapat FPKS DPR di Senayan itu membantah akan ikut poros alternatif.
"Memang saya datang dalam pertemuan itu. Tetapi kedatangan saya mewakili pribadi dan hanya sampai pada kesepakatan meminta Pak SBY menjelaskan alasan memilih Pak Boediono. Tidak sampai mendukung pembentukan poros baru apalagi mendukung JK-Wiranto. Tidak ada itu. Kita final dan total mendukung SBY," kata Nahrowi.
Menurut Nahrowi, dalam pertemuan tertutup memang dibicarakan soal kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan. Tetapi tidak sampai pada kesepakatan pada hal tertentu. Karena itu, PKB akan tetap memilih bersama Yudhoyono dengan kondisi apa pun.
"Memang tadi dibahas soal kemungkinan membentuk poros alternatif, tetapi tidak ada kesepakatan, PKB tidak setuju. Bahkan, tadi juga sempat mendorong Gerindra, PKB tetap bersama koalisi SBY," paparnya.
Menurut Nahrowi, dalam pertemuan itu, PKB hanya menyepakati perlunya Yudhoyono memberikan penjelasan mengenai alasan memilih Boediono. Hal itu semata-mata jika nanti PKB ditanya konstituen dapat menjelaskan.
"Kita hanya bicara partai-partai ini harus mendapatkan penjelasan, sehingga kalau ada pertanyaan siapa Pak Boediono itu, kita bisa membantu menjelaskan. Dan, penjelasan Pak SBY kan besok pada pimpinan parpol. Jadi, posisi kita sampai di situ saja," pungkasnya. (rif)
Terpopuler
1
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
2
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
3
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Terkait Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
6
Khutbah Jumat: Meraih Hikmah Kurban di Hari Raya Idul Adha
Terkini
Lihat Semua