Idul Adha atau biasa juga disebut Hari Raya Kurban, sesungguhnya lebih "besar" dibandingkan Idul Fitri. Kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara Sumut, Abdullah Syah, di Medan, Senin (8/12).
Menurut dia, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan Idul Adha lebih "besar". Pertama, karena pada hari itu berkumpul jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia melaksanakan ibadah haji di Padang Arafah, Arab Saudi.<>
Pada Idul Adha, jutaan umat bersatu dan memuji nama Allah tanpa membedakan status, warna kulit, suku dan bangsa di tempat yang sangat bersejarah, yakni Padang Arafah yang merupakan lokasi bertemunya Nabi Adam dan Hawa.
Kedua, pada Idul Adha umat Islam yang memiliki kelebihan ekonomi diwajibkan menyumbangkan hewan kurban yang akan disalurkan untuk kaum miskin.
Ketiga, pembacaan takbir Idul Adha lebih lebih lama dibandingkan Idul Fitri. "Pada Idul Fitri, pembacaan takbir hanya pada malam hingga pagi Lebaran, sedangkan Idul Adha selama empat hari berturut-turut," katanya.
Menurut dia, cara memeriahkan Idul Adha adalah dengan memperbanyak membaca takbir dan pemberian hewan kurban. Pembacaan takbir dianjurkan diperbanyak, khususnya setelah selesai melaksanakan salat berjamaah.
Sedangkan memperbanyak hewan kurban dimaksudkan agar semakin banyak kaum fakir-miskin yang dapat menerima daging dalam Idul Adha. (ant/saf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua