Lagu Komunis Internasionale Iringi Kepergian Pramoedya
NU Online · Ahad, 30 April 2006 | 10:50 WIB
Jakarta, NU Online
Nama sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer seolah tak bisa dilepaskan dengan komunis. Setidaknya hal itu terbukti pada pemberangkatan jenazahnya ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Jenazah Pram dilepas ke TPU Karet Bivak, Pejompongan, Jakarta, Minggu (30/4) pukul 13.50 WIB. Saat itu, lagu komunis internasional; Internasionale, yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, mengiringi kepergian mantan aktivis Lekra—lembaga kesenian di bawah Partai Komunis Indonesia (PKI).
<>Lagu kaum komunis sedunia berbahasa Indonesia itu lamat-lamat terdengar dikumandangkan sebagian pelayat. “Perjuangan penghabisan, kumpullah berlawan, dan Internasionale pastilah di dunia,“ demikian sebait syair lagu pengiring kepergian Pram tersebut. Kata seorang di antara mereka, judul lagu itu adalah Internasionale.
Lagu Internasionale digubah oleh Eughene Pottier, penyair proletar anggota Komune Paris, tahun 1871. Ini merupakan lagu komunis internasional. Internasionale diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari bahasa Belanda oleh Ki Hadjar Dewantoro dan dipopulerkan PKI selama tahun 1951-1965. Terjemahan syair-syair Internasionale itu oleh komunis internasional dianggap telah menghilangkan roh proletariat, sehingga CC PKI mendapat celaan keras.
Pada 19 Desember 1948, Amir Sjarifuddin beserta 10 tokoh clash Madiun 1948 juga menyanyikan Indonesia Raya dan Internasionale sesaat sebelum dieksekusi. (rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua