Kang Said: Kebijakan Pemerintah Pincang terhadap Pesantren
NU Online · Ahad, 30 November 2008 | 22:53 WIB
Sejak Soeharto mulai berkuasa, perhatian pemerintah terhadap pesantren sangatlah minim. Padahal pesantren adalah basic pendidikan tertua di Indonesia.
Demikian dinyatakan ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Agil Siradj di POndok [esantren at-Tawazuun, Subang, siang tadi (30/11). menurutnya pemerintah telah melupakan jasa-jasa pesantren dalam membangun bangsa dan negara.<>
Lebih Jauh, Kyai asal Cirebon ini menambahkan, peran pesantren dalam realitas kebangsaan terkesan ada marginalisasi oleh pihak pemerintah. Namun pesantren tidak pernah bertindak buruk pada pemerintah.
"Tidak tahu kenapa itu pak Harto. Menteri Agama tidak boleh dari pesantren, ketua MUI tidak boleh dari pesantren. Baramgkali karena perhitungan politik, takut kalau pesantren kuat akan merobohkan pemerintah," tuturnya.
Kondisi ini, menurut Kang Said -panggilan akrabnya, berdampak pada menurunnya moralitas bangsa secara keseluruhan. bahkan keadaan ini mengancam peradaban Islam di Indonesia.
"Padahal, Islam mestinya bukan hanya legal formal saja, namun peradabannya seutuhnya. Dengan demikian, nilai-nilai Islam dapat berdampak pada tatanan kehidupan sosial, termasuk di dalamnya masalah moral bangsa, " tandasnya. (min)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua