Jakarta, NU Online
Kehidupan terus berkembang dan lembaga pendidikan menyiapkan generasi muda untuk bisa mengatasi permasalahan yang kelak anak mereka hadapi. Pesantren dalam hal ini, tak dapat tidak harus turut menyesuaikan dengan perkembangan yang ada.
“Jika pesantren ingin maju, maka harus menerapkan manajemen modern, bukan lagi manajemen sak kecekele (sekenanya)” ungkap Ketua PBNU HM Rozy Munir ketika membuka seminar manajemen pendidikan pesantren di Ponpes Assidiqiyah Jakarta (4/06).
<>Pesantren pada awalnya didirikan oleh para kyai yang memiliki komitmen tinggi terhadap dakwah Islam. Para santri selanjutnya datang untuk menimba ilmu pada kyai yang dianggapnya mumpuni.
Karena latar belakang ini, pengelolaan pesantren juga dilaksanakan secara tradisional, dengan dipimpin oleh kyai sepenuhnya, bahkan karena banyak diantaranya yang dibiayai sendiri oleh kyainya, tak ada pemisahan antara manajemen keuangan pesantren dan keluarga.
Namun, belakangan ini sudah terdapat perubahan orientasi, banyak pesantren yang sudah dikelola dibawah yayasan meskipun peran kyai masih sangat dominan.
Rozy juga mengharapkan agar kader tak hanya dikirim ke Timur Tengah saja seperti selama ini terjadi. Orang NU juga harus belajar tentang ilmu dan teknologi dari negara Barat.
Selama ini kader NU yang belajar di negara-negara Barat sifatnya masih individual. Beberapa tahun terakhir ini PBNU akan mengirimkan 50 orang kyai muda dari berbagai pesantren untuk belajar manajemen di Inggris. Ini terselenggara berkat kerjasama dengan British Council.(mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
6
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
Terkini
Lihat Semua