Hasyim: Pemicunya Kasus Denmark
NU Online · Kamis, 12 Oktober 2006 | 07:59 WIB
Malang, NU Online
Buntut penghinaan agama Islam di Denmark menimbulkan keprihatinan Nahdlatul Ulama (NU). Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi mengatakan, organisasi masyarakat di Denmark, yang menyelenggarakan lomba pembuatan kartun Nabi Muhammad SAW telah menodai kesucian Islam. “Masalah ini tidak hanya mengganggu umat Islam, tetapi juga mengganggu kerukunan umat beragama di seluruh dunia,” jelas Hasyim.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur ini menilai, pelecehan terhadap simbol-simbol Islam bukan sebuah kebetulan, namun serangan terhadap Islam telah dilakukan secara sistemik dan konspiratif.
<>Menanggapi masalah ini, Hasyim langsung melakukan kontak dengan Sekretaris Jenderal World Conference on Religion and Peace (WCRP), Dr William Vandley di New York. Tujuannya supaya WCRP lebih aktif mengingatkan negara anggota yang terlibat, menegur sumber konflik yang bisa memicu pertentangan antaragama.
Hasyim yang juga duduk sebagai salah seorang presiden WCRP ini berharap WCRP memberikan solusi jelas terhadap permasalahan antaragama yang muncul. ”Bukan hanya berfungsi sebagai komentator dan pengamat saja,” jelasnya.
Seperti tudingan negara-negara Barat, negara Islam sebagai sarang terorisme, namun di sisi lain, negara-negara Barat juga seenaknya menyinggung perasaan paling sensitif umat Islam di seluruh dunia.
Sekretaris Jenderal International Conference on Islamic Scholars (ICIS) ini mengingatkan kepada seluruh umat di dunia, bahwa di dalam Islam ada tiga hal yang tidak bisa disentuh. Yakni, masalah Tuhan, kitab suci Al-Quran, dan Nabi Muhammad SAW. “Masalah yang lainnya masih bisa dikompromikan,” tuturnya.
Mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur ini juga menilai umat Islam sendiri mau dipecah-pecah dengan mudah oleh pihak luar Islam. “Ini merupakan koreksi dan peringatan dari Allah SWT. Umat Islam harus memerbaiki diri dalam persatuan dan kesatuan,” tukasnya.
Hasyim selanjutnya akan segera berkomunikasi dengan ulama-ulama Islam dari anggota ICIS se-dunia, untuk menyikapi kasus ini. Ia mengharapkan setiap ulama agar mau sebagai inlightenment moderation (moderasi pencerahan).
Maksudnya jika ada kekerasan di Kristen, bisa diselesaikan oleh ulama Kristen, dan sebaliknya jika ada kekerasan di Islam maka yang maju adalah ulama Islam. (so)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua