Batalkan Kesepakatan, Militer Filipina Serbu Wilayah Muslim Mindanao
NU Online · Selasa, 12 Agustus 2008 | 03:10 WIB
Militer Filipina, Senin (11/8), mengerahkan pesawat-pesawat tempur dan artileri untuk membombardir tempat persembunyian kelompok gerilyawan. Serangan hari kedua ini menyebabkan sedikitnya 130.000 orang terpaksa mengungsi.
”Pasukan kami menyerang lokasi-lokasi yang berbeda agar bisa tuntas membasmi gerilyawan. Tentu saja kami pakai senjata berat,” kata Wakil Komandan Militer Letnan Jenderal Cardozo Luna.<>
Sampai saat ini dilaporkan, 7 gerilyawan, 3 tentara, serta 3 warga sipil tewas dalam serangan di 15 desa di Provinsi Cotabato Utara. Sementara pihak Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mengaku, dari pihaknya 4 anggota tewas dan 3 anggota terluka. Pemerintah bertekad menumpas ratusan anggota MILF di berbagai daerah.
Militer bersikeras bahwa serangan itu tidak akan menyebar ke tempat-tempat lain, dengan serangan balasan dari gerilyawan. Kenyataannya, MILF telah menyerang kota di Pulau Basilan, yang berada sekitar 200 kilometer dari tempat persembunyian gerilyawan yang dibombardir militer itu. Akibatnya, pemilu di daerah itu terganggu.
MILF telah meminta pemilu di enam provinsi yang termasuk Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM) dibatalkan. MILF menginginkan daerah Muslim yang baru dan lebih memiliki kekuatan politik. Hal inilah yang menjadi salah satu bagian dari kesepakatan perdamaian antara MILF dan pemerintah. Wilayah yang masuk ARMM mayoritas termasuk daerah Muslim, seperti Tawi-Tawi, Sulu, Basilan, Lanao del Sur, dan Maguindanao di selatan Mindanao.
Gara-gara serangan militer ke berbagai tempat persembunyian gerilyawan, 130.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Provinsi Cotabato Utara. Sebagian besar terpaksa berlindung di bangunan sekolah dan gedung pertemuan di daerah-daerah, sementara banyak juga yang terpaksa mengungsi ke rumah saudara. Tidak sedikit orang yang membuat tempat tinggal sementara hanya dengan memanfaatkan lembaran plastik tipis.
Jauh-jauh waktu sebelumnya, pada November 2007 lalu pemerintah Filipina dan MILF bertemu di Malaysia untuk berunding. Dalam perundingan tersebut, semua poin dalam kesepakatan untuk menetapkan sebuah wilayah otonomi Muslim di Filipina Selatan sudah bisa diterima oleh pemerintahan Filipina.
Penandatangan kesepakatan otonomi wilayah terseut sejatinya digelar pada tanggal 5 Agustus sekarang ini. Namun, pada tanggal 4 kemarin, Mahkamah Agung Filipina menangguhkan (atau membatalkan?) putusan penandatanganan status wilayah otonomi tersebut. Selepas membatalkan perjanjian, pemerintah Filipina malah membombardir wilayah Selatan yang dihuni oleh mayoritas Muslim tersebut. (kps/tmp/atj)
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua