Warta

Abdullah Bin Nuh Kembali Diusulkan Sebagai Pahlawan Nasional

NU Online  ·  Jumat, 26 Agustus 2011 | 06:46 WIB

Cianjur, NU Online

Nama almarhum KH Abdullah Bin Nuh kembali diusulkan untuk kedua kalinya sebagai pahlawan nasional, menyusul ditemukannya bukti bukti baru yang bisa melengkapi kekurangan data maupun dokumen sebelumnya.<>


Hal itu merupakan rumusan seminar nasional pengusulan ulang (tahap II) KH Abdullah Bin Nuh sebagai Pahlawan nasional di Gedung DPRD Kabupaten Cianjur, Rabu (24/8).


Ketua Paguyuban Pasundan Kab. Cianjur Abah Ruskawan mengatakan dalam seminar bertindak sebagai nara sumber Prof Hj Nina Herlina Lubis MS, dan KH Mustofa yang merupakan putra bungsu KH Abdulah Bin Nuh. Dalam seminar terungkap adanya bukti bukti baru yang bisa memperkuat persyaratan pengajuan Abdullah Bin Nuh sebagai Pahlawan Nasional.


"Seminar ini kami laksanakan guna memenuhi syarat dalam proses pengusulan nama pahlawan nasional. Hasil seminar ini setelah dilengkapi nantinya segera diajukan ke tim peneliti pengkaji gelar pusat (TP2GP)," katanya.


Dalan seminar, Prof DR HJ Ninan Herlina Lubis MS dari tim pengkaji dan peneliti gelar pahlawan daerah Jabar mengungkapkan pihaknya optimis usulan kali ini bisa berhasil.


Dari informasi terakhir di tahun 2011 ini se Indonesia sudah masuk 28 usulan nama calon pahlawan nasional. Dari jumlah tersebut biasanya yang ditetapkan paling banyak dalam satu tahun itu cuma tiga nama.

 

"Memang banyak juga yang mengusulkan ulang, dan mereka itu calon kuat. Kami berharap nama KH Abdullah Bin Nuh ada pada nama yang ditetapkan nanti. Kami minta dukungan dan doa semua pihak terkait," ujarnya.


Dikatakan Nina, seminar serupa pernah dilaksanakan tahun 2010 lalu. Dukungan berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Cianjur cukup banyak yang mengusulkan Abdullah bin nuh sebagai pahlawan nasional.


Namun usulan pertama dipending (ditunda). Sebab Kementrian sosial RI dibantu TP2GP menyatakan alasan penundaan itu karena menganggap masih ada kekurangan data otentik tentang perjuangannya, sehingga perlu ada penambahan atau kelengkapan data.


"Jadi butuh tambahan data itu diantaranya tentang pidato di RRI yang akhirnya mendapat pengakuan dari mesir maupun peranannya dalam BKR," ujarnya.


Dikatakan Nina, bukti bukti yang dibutuhkan tidak ditemukan, tetapi pihaknya mengetahui ada saksi yang masih hidup yaitu KH Busyori Alwi. Alwi merupakan murid dari KH Abdullah Bin Nuh ini menyaksikan langsung peran gurunya.


"Kami langsung ke tempat yang bersangkutan dan mewancarainya. Selain itu kami juga sudah melengkapi dokumen dokumen lain yang mendukung pada peran dan kiprah maupun perjuangan KH. Abdullah bin Nuh," ujarnya.

Redaktur : Syaifullah Amin
Sumber   : Pikiran Rakyat