Selalu Berhati-hati untuk Lepas dari Sabotase
NU Online · Senin, 14 Mei 2012 | 08:21 WIB
Jakarta, NU Online
Sebagai tokoh yang sudah mulai mengancam kemapanan popolaritas pemerintah, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kala itu, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), tentu tidak lepas dari berbagai cobaan dan ujian. Mulai dari larangan berpidato, pencemaran nama baik hingga sabotase yang mengancam keselamatan jiwa.<>
Cerita berikut ini dikisahkan oleh adik kandung gus Dur yang bungsu Hasyim Wahid (Gus Iim) kepada NU Online beberapa waktu lalu. Di mana pada kurun waktu tahun 1990-an, Gus Dur harus menghadapi berbagai ujian, baik menyangkut kelangsungan gerak organisasi NU maupun menyangkut kelangsungan gerak pribadinya selaku Ketua Umum PNU kala itu.
Diceritakan, Gus Dur kala usai menghadiri sebuah pertemuan dalam kunjungannya selaku Ketua Umum PBNU ke daerah Jawa Barat. Usai dari Bandung, Gus Dur sedang berada di dalam sebuah mobil bersama Gus Iim untuk kembali ke Jakarta.
Memasuki jalan antara kota antar propinsi, Bandung menuju Purwakarta, mobil yang ditumpangi Gus Dur berjalan cukup santai karena cuaca agak mendung. Karena jalanya santai Mobil yang ditumpangi Gus Dur disalip oleh tiga buah truk yang memuat semacam gulungan Kertas besar.Â
"ketiga truk itu tidak berjalan beriring. Truk-truk itu masing-masing terpaut sekitar 500 meter, namun kesemuanya seperti sedang terburu-buru. Truk-truk itu ngebut," tutur Hasyim.
Menyaksikan gelagat kurang baik ini pun, Gus Iim kemudian meminta pertimbangan sang Kakak,"Pernahkah Sampean melihat truk dengan gulungan kertas besar berjalan beriring di jalanan ini?"
Gus Dur pun lekas menjawab, "Tidak. Truk-truk ini sepertinya agak aneh."
Menyadari bahwa Kakaknya mengerti yang dimaksudkan, Gus Iim pun segera meminggirkan mobilnya di sebuah rumah makan yang cukup memiliki area parkir representatif. Mereka pun beristirahat, makan dan berbincang-bincang.
"Tidak lama kemudian, terdengar kabar bahwa ada kecelakaan di depan jalan yang akan Kami lewati. Sebuah truk pengangkut kertas terlibat kecelakaan dengan kendaraan lainnya. Gulungan-gulungan kertas besar berjatuhan di Jalanan," Â tutur Gus Iim.
Setelah beberapa waktu, keduanya pun melanjutkan perjalanan dengan berganti mobil. Sementara mobil yang tadi ditumpaginya dititipkan kepada pemilik rumah makan.
"Kita memang tidak pernah membuktikan apa pun terkait niat jahat orang lain yang belum kesampaian. Namun kehati-hatian sangatlah penting untuk menjaga keselamatan diri," tandanya.
Penulis : Syaifullah Amin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua