Prioritas Dunia Pendidikan Saat Ini adalah Karakter Hebat
NU Online · Selasa, 4 Februari 2020 | 00:32 WIB
Hanif menyatakan hal tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Harvard di Kota New York. Ia menyebutkan bahwa kontribusi kemampuan akademik hanyalah 20 persen, termasuk faktor lainnya, seperti warisan, keturunan, pengalaman, dan sebagainya.
Selebihnya, lanjut alumnus Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur itu, adalah karakter yang sudah terbentuk dalam diri seseorang tersebut hingga mengantarkannya pada jenjang kesuksesan.
Tak ayal, akademisi Universitas Indonesia itu menegaskan bahwa karakter lebih penting dari kecerdasan akademik. Sebab, sumbangsih hal terakhir itu hanyalah 20 persen saja, meskipun tentu tidak menafikannya.
“Oleh karena itu, pendidikan karakter sangat penting, sangat prioritas dan itulah yang menyebabkan orang sukses,” katanya.
Lebih lanjut, Hanif menjelaskan bahwa karakter yang dimaksud dalam hal ini bukan sekadar sikap baik saja, tetapi perlu karakter hebat. Sebab, karakter kedua itulah yang mampu membawa kepemimpinan dengan akselerasi. “Jadi kita harus apa? We must change. You should change from good to great (Kita harus berubah. Kamu harus berubah dari baik ke hebat),” katanya.
Saat ini, menurutnya, hal yang terpenting bukan sekadar menjadi orang baik, tapi menjadi orang hebat. Karakter hebat itu harus dididikkan kepada anak didik sehingga para pelajar tidak sekadar hanya menerima pendidikan akademik saja. Namun, hal itu juga harus dilakukan secara bertahap dengan kebaikan-kebaikan yang dilakukan secara terus-menerus.
“Tentu saja untuk menjadi orang hebat ini tidak cukup kalau hanya sekadar melompat, tapi doing great by doing good. Tentu saja, kita harus step by step, membangun great itu dari akumulasi good, good, and good,” terangnya.
Pria asal Pondok Pesantren Blado, Probolinggo, Jawa Timur itu juga menegaskan bahwa pendidikan karakter itu bukan sekadar moral atau akhlak saja, tetapi juga meliputi pendidikan karakter hebat dan karakter unggul untuk masa depan.
“Jadi, karakter yang kepengen dibangun itu adalah karakter yang dipersyaratkan oleh masa depan,” pungkasnya.
Kegiatan ini juga menghadirkan Duta Besar Indonesia untuk Republik Demokratik Rakyat Aljazair Hj Safira Machrusah yang juga didapuk sebagai Ketua Umum Majelis Alumni IPPNU.
Pewarta: Syakir NF
Terpopuler
1
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
2
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
3
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
4
KPK Beberkan Modus Pemerasan Sertifikat K3 yang Berlangsung Sejak 2019
5
Pacu Jalur Aura Farming: Tradisi dalam Pusaran Viralitas Media
6
IPNU-IPPNU dan PCINU Arab Saudi Dorong Tumbuhnya Tradisi Intelektual di Kalangan Pelajar
Terkini
Lihat Semua