Nasional HAJI 2025

Masih Sanggup Jalan Kaki, Jamaah Haji Tertua Usia 107 Tahun Ingin Mandiri

NU Online  ·  Jumat, 16 Mei 2025 | 16:00 WIB

Masih Sanggup Jalan Kaki, Jamaah Haji Tertua Usia 107 Tahun Ingin Mandiri

Mbah Sutiah Sunyoto (107 tahun) menjadi salah satu jamaah haji tertua tahun 2025. Meski usia telah senja, jamaah kelahiran Banyuwangi yang pindah ke Lampung sejak 1959 itu masih kuat beraktivitas secara mandiri di Arab Saudi. (Foto: MCH 2025/Erriko W)

Makkah, NU Online

 

Sutiah Sunyoto, tercatat sebagai salah satu jamaah haji tertua tahun 2025. Usia Mbah Sutiah saat ini sudah mencapai 107 tahun. Dia yang berasal dari kloter 19 JKG ini belum lama mendarat di Madinah.

 

Perempuan asli Banyuwangi yang pindah ke Lampung sejak 1959 itu mengaku menikmati perjalanan pesawat. Ia tidak merasa kedinginan apalagi apalagi merasa perjalanannya cukup jauh.

 

"Uenak pokoke (enak pokoknya)," kata Mbah Sutiah, sebagaimana keterangan dalam video MCH, Kamis (15/5/2025) di Madinah, Arab Saudi.

 

Di usianya yang sudah senja itu, Mbah Sutiah tetap berusaha menjadi jamaah mandiri, tidak ingin diperlakukan istimewa.

 

Terlihat dari kaki Mbah Sutiah yang masih kuat berjalan, ingatannya yang masih oke, dan suaranya yang masih lantang saat menjawab pertanyaan. Setiap jawaban ia barengi dengan senyum dan tertawa renyah.

 

Nenek yang sudah mempunyai 25 cucu itu menunggu hingga 13 tahun untuk bisa menunaikan ibadah haji. Mbah Sutiah berharap ibadah hajinya berjalan lancar dan selalu diberi kesehatan.

 

Sejak muda, Mbah Sutiah dikenal sebagai sosok pekerja keras. Ia menghabiskan hari-harinya di sawah, mulai menanam padi, jagung, hingga merawat kebun. Namun kini, anak-anaknya tak lagi mengizinkannya untuk turun ke ladang karena alasan usia dan kesehatan.

 

"Sekarang cuma di rumah, enggak boleh (ke sawah) sama anak-anak," kata dia.

 

Terkait makanan, Mbah Sutiah tidak banyak pantangan sebagai lansia. Ia lahap menyantap sayur dan daging, hanya menghindari ayam potong karena kurang cocok di lidahnya. Untungnya, hidangan untuk jamaah haji di Arab Saudi dinilainya sangat sesuai selera.

 

Mbah Sutiah baru mengetahui bahwa dirinya merupakan jamaah tertua tahun ini. Namun, ia tidak merasa terbebani. Justru, ia bersyukur karena diberi kesempatan oleh Allah swt untuk menjadi tamu-Nya.

 

Teriknya matahari di Arab Saudi tidak menjadi penghalang baginya untuk melangkah menuju Masjid Nabawi. Mbah Sutiah ingin memanfaatkan setiap kesempatan di Tanah Suci untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

 

"Sudah lima kali (shalat di Masjid Nabawi), kuat (jalannya)," ucap dia.

 

Mbah Sutiah tidak sendirian, karena ada Nenek Sumbuk dari Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) kloter 33. Dilansir laman Kementerian Agama RI, Nenek Sumbuk berusia 109 tahun atau dua tahun lebih tua dari Mbah Sutiah.

 

Nenek Sumbuk yang lahir di Kebumen, Jawa Tengah dan saat ini tinggal di Kota Bekasi itu baru masuk asrama haji pada Jumat (16/5/2025) dan akan diterbangkan pada Sabtu (17/5/2025).

 

Sementara itu, Kepala Daker Makkah Ali Machzumi yang saat ini terus bersiaga menerima kedatangan jamaah haji Indonesia dari Madinah menegaskan bahwa layanan berbasis syarikah tidak perlu dikhawatirkan jamaah.

 

Pasalnya, setelah jamaah sampai di Makkah semua layanan harus berbasis syarikah sesuai kebijakan Pemerintah Arab Saudi. Delapan syarikah ini bertanggung jawab memberikan seluruh layanan bagi jamaah haji termasuk menerbitkan kartu Nusuk.

 

"Jamaah haji tidak perlu khawatir karena seluruh layanan syarikah di Makkah sesuai standar yang kita tetapkan demi kenyamanan jamaah," ujar Ali Machzumi, Kamis (15/5/2025) di Syisyah, Makkah.

 

Dia menegaskan bahwa dengan adanya delapan syarikah justru akan memberikan kepastian layanan bagi jamaah haji. "Jamaah haji tidak perlu khawatir soal layanan selama berada di Makkah," ucapnya.

 

Adapun terkait problem terpisahnya keluarga karena beda syarikah, dia menerangkan bahwa persoalan ini terus ia komunikasikan dengan syarikah terkait. Tujuannya agar jamaah haji, terutama jamaah lansia agar tetap disatukan dengan keluarga atau kerabatnya.