MA Unggulan Insan Cendikia Dibangun atas Energi Islam Nusantara
NU Online · Rabu, 26 November 2014 | 23:02 WIB
Jakarta, NU Online
Direktur Pendidikan Madrasah Kementarian Agama Nur Kholis Setiawan menjelaskan, kini sedang dikembangkan program pengembangan Madrasah Aliyah Unggulan Insan Cendikia di 20 lokasi di seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua.
<>
“Dan strategi saya menentukan 20 ini tidak asal. Saya menggunakan energi Islam Nusantara karena madrasah ini eksis ditengah-tengah masyarakat Muslim yang memiliki kekhasan,” katanya kepada NU Online, Selasa (25/11).
Doktor dari Universitas Bonn Jerman ini menjelaskan dulu para ulama kiai, dan aulia melakukan penguatan keislaman melalui madrasah. Strategi yang sama inilah yang kini dikembangkannya.
“Kenapa bikin Insan Cendikia di Aceh Timur, karena disana dulunya ada kesultanan Perlak, Mengapa ada di Mandailing Natal, karena disitu ada kerajaan Barus, mengapa di Padang Pariaman Sumatra Barat. Kalau bicara Sumatra Barat, sudah heterogen, tapi kalau bicara Minang, pasti Islam karena prinsipnya adalah adat basandi syarak, syarak basandi kibatullah.”
Kebijakan yang sama juga diterapkan di Riau, dimana MA Insan Cendikia ditempatkan di Siak karena dulu ada kesultanan Siak, di Okan Hilir karena disitu ada Ario Damar yang mengasuh Raden Patah, Sultan Demak. Di Bangka Tengah karena disitu merupakan persinggahan para saudagar Gujarat dan para wali yang menyebarkan Islam di Nusantara, itu di Bangka Tengah dan Batam.
Selanjutnya di Sambas karena disitu ada Syeikh Khatib Assambasi. Lalu di Tanah Laut Kalimantan selatan karena ada kesultanan Martapura. Selanjutnya di Paser Kalimantan timur karena disitu ada kesultanan Paser. Selain itu ada di Lombok karena disana ada kerajaan
Selaparang. Di Goa Sulawesi Selatan karena ada Sultan Hasanuddin dan syeikh Yusuf Makassar. Jawa Tengah ditempatkan di Pekalongan karana dulu banyak Habaib menyebarkan Islam di Pekalongan. Di Jawa Timur ditempatkan di Pasuruan karena disitulah ada Mbah Hamid Pasuruan.
Tempat lain adalah di Sulawesi tenggara karena ada kerajaan Buton, di Ternate, karena ada sultan Ternate. Di Sorong, karena ada jasa sultan Ternate, Islam masuk ke Papua Barat.
“Ini tidak asal menentukan. Ini adalah pucuk dari energi Islam. 20 titik inilah insyaallah yang akan membesarkan Islam Nusantara karena ini adalah titik-titik para wali yang memperjuangkan Islam di Nusantara.” (mukafi niam)
Terpopuler
1
Atas Dorongan PBNU, Akan Digelar Jelajah Turots Nusantara
2
Rais Aam Sampaikan Bias Hak dan Batil Jadi Salah Satu Pertanda Kiamat
3
Asyura, Tragedi Karbala, dan Sentimen Umayyah terhadap Ahlul Bait
4
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
5
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
6
I'tikaf hingga Khataman Al-Qur'an, Kebiasaan Gus Baha di Bulan Muharram
Terkini
Lihat Semua