Nasional

Ketua PBNU: Secara Militer Palestina Kalah, Tapi Menang dalam Opini Global

NU Online  ·  Selasa, 24 Juni 2025 | 22:10 WIB

Ketua PBNU: Secara Militer Palestina Kalah, Tapi Menang dalam Opini Global

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla (Foto: tangkapan layar)

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla menerangkan bahwa sejak meletusnya perang antara Palestina dan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, simpati warga dunia terhadap Palestina semakin meningkat, bahkan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.


"Saya mengatakan bahwa secara militer orang-orang Palestina di Gaza kalah, tetapi secara opini global mereka menang," katanya saat mengisi acara Rakyat Bersuara di I News TV dengan tema Iran Diserbu AS-Israel, Dunia di Ambang Perang?, pada Selasa (24/6/2025).


Tak hanya Palestina, sentimen terhadap pro-Iran dinilai Gus Ulil juga sama derasnya. Ia menilai bukan karena faktor bentuk negara Iran yang teokratis, melainkan tindakan Israel yang selama ini semena-mena.


"Memang di satu sisi Palestina lemah sekarang ini, tapi dari sudut moral standing mereka tinggi sekali dan begitu juga Iran sekarang ini kita melihat dukungan moral dunia kepada Iran itu hampir menurut saya menguasai media sosial," katanya.


Di satu sisi, Gus Ulil memandang, gelombang protes mendukung Palestina di AS memaksa Presiden AS Donald Trump mengeluarkan kebijakan yaitu berupaya pembersihan perguruan tinggi dari para orang-orang yang simpati kepada Palestina


Pertarungan kebijakan Luar Negeri AS 

Melihat awal kepemimpinan Trump, Gus Ulil berkomentar bahwa sebetulnya Trump tidak memiliki keinginan dalam kebijakan luar negerinya untuk berperang, melainkan melalui diplomasi dan perdagangan seperti yang dikatakan Trump saat di Riyadh, Saudi Arabia.


"Saya melihat hal itu sebagai sesuatu yang cukup menjanjikan, saya melihat sampai sekarang ini Trump masih pada track ini," katanya.


Menurut Gus Ulil, di balik Trump ada dua kubu yang bersaing. Salah satunya adalah kubu MAGA (Make America Great Again) yang menganut prinsip America First. Kubu ini terdiri dari pendukung fanatik Trump dan berpandangan bahwa Amerika harus didahulukan, serta tidak perlu terlibat dalam petualangan global seperti era Obama.


"Tetapi faktanya di balik Trump ada kubu lain, kubu yang kepingin juga tetap mendukung Israel dan mereka ini jumlahnya memang tidak sebesar kubu MAGA, tetapi mereka juga cukup penting pengaruhnya," katanya.


Gus Ulil menyebut Trump sebenarnya agak enggan menyerang Iran. Mengutip beberapa analis, ia menilai serangan itu bersifat teatrikal karena AS bahkan sempat memberi tahu Iran soal serangan itu. Serangannya pun terbatas, dan citra satelit menunjukkan Iran memindahkan hulu ledak nuklir dari Fordo, Isfahan, dan Natanz.


"Jadi ketika Pesawat B2 itu sampai di lokasi sebetulnya sudah nggak ada barangnya itu. Itu menurut spekulasi, kita juga tidak tahu sebenarnya seperti apa?," terangnya.