Kenapa Bisa Positif Covid-19 Walau Sudah Divaksin?
NU Online · Selasa, 29 Juni 2021 | 15:30 WIB
Muhammad Faizin
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dr Hindra Irawan Satari mengatakan bahwa kekebalan tubuh tidak langsung tercipta pasca-vaksinasi Covid-19 dosis pertama. Kekebalan baru akan sepenuhnya terbentuk dalam kurun waktu 28 hari pasca penyuntikan kedua.
Suntikan pertama menurutnya ditujukan untuk memicu respons kekebalan awal. Sedangkan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang terbentuk. Jadi menurutnya, meskipun seseorang sudah divaksin pertama, jeda waktu menunggu mendapatkan dosis kedua, seseorang bisa saja terpapar Covid-19.
“Oleh karena itu setelah diimunisasi tetap harus menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjauhi kerumunan, karena masih rawan, kalau kita lengah bisa saja terjadi hal yang tidak kita inginkan,” terangnya seperti dilansir sehatnegeriku.kemkes.go.id
Ia menegaskan bahwa vaksinasi tidak menjamin 100 persen seseorang tidak akan terpapar Covid-19. Vaksinasi merupakan upaya tambahan untuk mengurangi risiko terpapar.
Sementara terkait dengan merk vaksin, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi membantah bahwa penerima vaksin Sinovac lebih mudah tertular Covid-19 dibanding penerima vaksin Covid-19 lainnya. Hal ini karena saat ini banyak tenaga kesehatan yang positif Covid-19.
Kondisi ini menurutnya tak serta merta berarti vaksin Sinovac lebih rawan. Para tenaga kesehatan memiliki risiko terpapar yang tinggi karena terus menerus berinteraksi dengan pasien Covid-19. Terlebih di tengah lonjakan kasus Covid-19 seperti saat ini.
Seperti yang terjadi pada tenaga kesehatan (nakes) di Kudus, Jawa Tengah, yang sempat terpapar Covid-19 akibat menangani pasien di fasilitas pelayanan kesehatan. Namun menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo, para nakes di daerahnya telah berangsur pulih.
“Ini menunjukkan bahwa vaksin yang diberikan kepada mereka benar-benar efektif melindungi dari kondisi terburuk,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Ada sekitar 6.000 nakes di Kudus telah menerima vaksinasi dosis satu dan dua. Dari jumlah tersebut, hanya 308 nakes yang terpapar atau sekitar 5,13% dari jumlah keseluruhan nakes. Sebagian besar di antaranya sudah sembuh dan mulai bertugas kembali.
Kasus Covid di Kudus memang mengalami lonjakan yang sangat tinggi. Untuk mengantisipasi dan melakukan intervensi kesehatan di Kudus, Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan vaksin sebanyak 50 ribu dosis khusus guna mempercepat cakupan vaksinasi di Kudus. Hal ini karena terbukti vaksinasi memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan dan selanjutnya bisa menyelamatkan masyarakat luas.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
2
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
3
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
4
KPK Beberkan Modus Pemerasan Sertifikat K3 yang Berlangsung Sejak 2019
5
Pacu Jalur Aura Farming: Tradisi dalam Pusaran Viralitas Media
6
IPNU-IPPNU dan PCINU Arab Saudi Dorong Tumbuhnya Tradisi Intelektual di Kalangan Pelajar
Terkini
Lihat Semua