Hercules Taubat dan Kedekatannya dengan Gus Miftah
NU Online · Jumat, 24 September 2021 | 14:00 WIB
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Mendengar kisah hidup seorang Hercules, memang tak pernah bosan. Terkadang terasa memilukan dengan ribuan pengalamannya di masa lalu.
Â
Hercules bernama asli Rosario de Marshall adalah seorang gangster dan broker politik asal Indonesia yang berasal dari Timor Timur. Hercules adalah seorang portir untuk TNI-AD pada masa integrasi Timor Timur.
Â
Namun, siapa yang menyangka, di usia senjanya Hercules belajar kepada tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah.
Â
Bersama Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta itu, Hercules sering terlihat bersama. Hercules memanggil Gus Miftah 'Abah'. Terbaru, Hercules terlihat mengunjungi rumah Sekretaris Jenderal PBNU Ahmad Helmy Faisal Zaini didampingi Gus Miftah, Gus Ipang (cicit KH M Hasyim Asy'ari) dan Ustadz Yusuf Mansyur.
Â
"Tadi Abah (Gus Miftah) telepon kalau mau ke rumah Pak Sekjen. Saya tanya boleh ikut apa tidak. Dibilang boleh akhirnya saya ke sini," jelas Hercules seperti dikutip dari unggahan Instagram @ipangwahid, Jumat (24/9/2021).
Â
Hercules menceritakan dia sudah mengalami hidup yang sulit dan bahaya. Matanya pernah ditembak tapi tidak wafat. Ia pernah dibacok ratusan kali, namun Allah belum mengizinkan ia wafat.
Â
Sekjen PBNUÂ Ahmad Helmy Faisal Zaini sempat menanyakan alasan mata Hercules yang berbeda antara kiri dan kanan. Dengan santai Hercules menjawab bahwa matanya yang kanan berbeda karena pernah ditembak dari jarak satu meter. Hal itu menyebabkan matanya terluka dan agak masuk ke dalam. Selain itu ia juga dikeroyok ratusan orang dengan celurit dan samurai.Â
Â
Lalu Sekjen Helmy menanyakan alasan Hercules bertaubat dan memilih mendekatkan dirinya kepada Allah. Hercules menjawab bahwa semua manusia hidup terbatas oleh usia. Ketika wafat maka tidak ada yang bisa dibanggakan kecuali amal baik.
Â
"Karena belum waktunya, makanya saya tidak mati. Meskipun sudah dibacok ratusan orang. Yang di atas belum mengizinkan," imbuhnya.
Â
Hercules yang saat itu memakai peci mengaku memiliki kebiasaan yang berbeda saat ini. Setiap Jumat selalu memberikan makan ratusan anak yatim dan sering puasa. Setiap Jumat ada sekitar 250-300 anak yatim diundang ke rumahnya. Ia juga baru menjalani puasa dari Senin hingga Kamis.
Â
"Kita hidup sementara. Jika ibarat tangan kotor, tangan saya ini sudah sangat kotor sekali. Umur kita tidak lama. Mau apa lagi," ujar Hercules.
Â
Dalam kongkow santai itu, tokoh-tokoh muda NU itu mendengar perjalanan hidup dari gelap menuju terang Hercules, banyak bisa menarik hikmah yang sangat luar biasa.
Â
Menurut Gus Miftah, sosok Hercules besok di akhirat adalah penyelamatnya di hadapan pengadilan Allah. "Ketika saya tidak masuk surga, nanti Maung Hercules narik saya, itu guru saya. Tolong dimasukkan ke surga," tandasnya.
Â
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
2
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
3
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
4
KPK Beberkan Modus Pemerasan Sertifikat K3 yang Berlangsung Sejak 2019
5
Pacu Jalur Aura Farming: Tradisi dalam Pusaran Viralitas Media
6
IPNU-IPPNU dan PCINU Arab Saudi Dorong Tumbuhnya Tradisi Intelektual di Kalangan Pelajar
Terkini
Lihat Semua