Nasional

Bisik Busuk Iblis Tak Masuk Keimanan Keluarga Nabi Ibrahim

NU Online  ·  Jumat, 23 Mei 2025 | 15:11 WIB

Bisik Busuk Iblis Tak Masuk Keimanan Keluarga Nabi Ibrahim

Salah satu adegan pementasan drama mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengangkat naskah "Iblis" karya Mohammad Diponegoro di Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta, Kamis (22/5/2025) (Foto: Syakir/NU Online)

Jakarta, NU Online
Iblis menyatakan bahwa manusia tidak kalah iblisnya. Pasalnya, mereka lebih lihai dalam menipu, lebih licik dalam bersiasat. Tak pelak, manusia tidak lagi asik buat digoda bagi mereka.


"Jabatannya lebih besar dari otak yang ada dalam kepalanya. Dan akulah yang akan menyambut engkau di pintu gerbang neraka," kata pemeran Iblis dalam pementasan drama mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengangkat naskah "Iblis" karya Mohammad Diponegoro di Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta, Kamis (22/5/2025).


Namun, ada orang yang masih tidak rentan dari godaannya. Bukan saja tidak rentan, melainkan teramat teguh dengan keimanannya itu sehingga mereka berandai-andai, jika saja di dunia ini masih ada sosok tersebut, dunia akan adem-ayem. Sosok itulah yang dikenal dengan nama Ibrahim, Bapak para nabi.


"Kalau saja ada Ibrahim di dunia ini aman damai," kata pemeran Iblis.


Mulailah dari situ, pementasan menampilkan keluarga Ibrahim. Hajar bersama Ismail menantikan kedatangan sosok kepala keluarganya, Ibrahim yang berkelana. Di tengah penantian itu, mereka digoda Iblis dengan segala macam bisik busuknya, seperti menyulut emosi dengan informasi kelahiran Ishaq dari Sarah. Bukannya benci, hal tersebut justru menjadi kabar gembira baginya.


Pun saat Nabi Ibrahim tiba di rumahnya disambut baik keluarga yang lama menantikannya. Hajar dan Ismail diberinya hadiah pakaian baru. Saat Ibrahim sendiri, para Iblis mencoba untuk menggodanya dengan ragam cara. Rayuan-rayuan maut agar Ibrahim terjerumus dalam jurang kesalahan dan kemaksiatan itu bukan sekadar upaya sporadis, tetapi melalui rapat dengan ragam usulan.


Namun, benteng keimanan Nabi Ibrahim dan keluarganya terlalu teguh untuk sekadar godaan Iblis. Alih-alih keluarga retak, justru hubungan Ibrahim, Hajar, dan Ismail pun kian erat.


Pementasan ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan keluarga penulis naskah, yaitu Mohammad Diponegoro. Mereka mengapresiasi pementasan naskah karya ayahnya itu.

 

"Saya masih ingat itu iblisnya bapak saya sendiri. Dan tidak datang dari samping atau panggung, tapi dari belakang penonton," kata perwakilan keluarga.


Senada, Ketua Prodi PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ahmad Bahtiar mengapresiasi penampilan drama para mahasiswanya itu. "Naskah yang baik ditampilkan dengan baik," ujar akademisi yang menamatkan studi doktor bidang sastra di Universitas Sebelas Maret Surakarta itu.


Selain naskah Iblis, mahasiswa PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2025 juga mementaskan dua naskah bernuansa Islam lainnya, yakni "Tikungan Iblis" karya Emha Ainun Nadjib pada Rabu (21/5/2025) dan "Masyitoh" karya Ajip Rosidi pada Selasa (20/5/2025).
Â