Demi Pengabdian, Staf dan Guru Rela Tak Dibayar
NU Online · Ahad, 16 Juni 2019 | 01:30 WIB
Australia, NU Online
Mendirikan madrasah di mancanegara tidaklah mudah. Pasalnya, selain mengantongi izin dari pemerintah setempat, juga memerlukan dana, dan tenaga yang tak sedikit. Sebagaimana sekolah pada umumnya, tempat menjadi hal wajib disediakan dalam proses belajar-mengajar. Untungnya, para kader Nahdlatul Ulama di Perth, Western Australia ringan tangan. Mereka urunan untuk menyewa tempat atau gedung bagi murid-murid Madrasah Darul Ma’arif. Tempatnya cukup srategis, yaitu di Kenwick Community Center yang terletak di Suburb Kenwick, City of Gosnells, Western Australia.
“Awalnya memang urunan untuk sewa gedung, selanjutnya kita ambil dari infaq murid,” tukas Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Australia bagian Perth, Western Australia, Anshori Husnur Rafiq sebagaimana rilis yang diterima NU Online, Sabtu (15/6).
Memang, murid-murid ditarik infaq sebesar 10 dolar setiap bulannya. Dari infaq itulah ditambah infaq sebagian guru dan wali murid, madrasah itu berjalan hingga saat ini. Jumlah muridnya hingga saat ini mencapai 106 orang. Mereka sebagian adalah anak warga Indonesia yang menetap di sana, anak keluarga campuran, bahkan ada anak orang Lebanon, Pakistan, Singapore, Malaysia, dan Rohingya.
“Jumlah guru dan staf adalah 22 orang. Demi pengabdian pada agama, mereka semuanya adalah voulenteer (sukarelawan), tanpa gaji,” terangnya.
Anshori mengaku senang bisa mendirikan madrasah di lingkungannya. Selain ingin menanamkan Islam ala Ahlissunnah wal jamaah (Aswaja), juga sekaligus untuk menghadang laju gerakan kelompok radikal yang mulai masuk Australia. Dikatakannya, sejumlah penceramah dari Jakarta tak jarang mengisi pengajian di sejumlah tempat Australia. Namun sayang dalam ceramahnya terkadang dia dengan seenaknya menuding amalan itu bid’ah, haram dan sebagainya.
“Itu ceramah tidak kondusif, cenderung provokatif. Maka madrasah ini juga berfungsi sebagai pencerah,” pungkasnya. (Red: Aryudi AR).
Terpopuler
1
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
2
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
3
Bendera One Piece Marak, Sarbumusi Serukan Pengibaran Merah Putih
4
Gelombang Tinggi di Cianjur Hantam 67 Perahu Nelayan, SNNU Desak Revitalisasi Dermaga
5
Hadiri Haul Buntet 2025, Ketum PBNU Tegaskan Pesantren Punya Saham dalam Tegaknya NKRI
6
Alumni IPNU Harus Hadir Jadi Penjernih dalam Konflik Sosial dan Jembatan Antarkelompok
Terkini
Lihat Semua