Daerah

Ruangan Kurang, Murid MTsN Belajar di Musola

NU Online  ·  Kamis, 29 September 2011 | 10:41 WIB

Jombang, NU Online


Puluhan murid MTsN (Madrasah Tsanawiyah Negeri) Perak Kabupaten Jombang terpaksa melaksanakan kegiatan belajar di musola setempat. Kondisi itu dipicu oleh jumlah ruang belajar yang kurang. Tidak tanggung-tanggung, kegiatan belajar di musola itu sudah dilakukan selama dua bulan terakhir ini. 


Praktis, para murid pun kerap hilang konsentrasi ketika menerima pelajaran. "Karena ruang belajarnya kurang, maka terpaksa murid-murid belajar di musola. Aktivitas darurat ini kita lakukan mulai tahun ajaran baru 2011 atau bulan Juli lalu. Ya mau bagaimana lagi," kata H Muslich Kepala MTsN Perak ketika ditemui di kantornya, Kamis (29/9).


Muslich mengungkapkan, jumlah total anak didiknya sebanyak 347 orang. Mereka terdiri dari kelas VII, VIII, dan IX. Rinciannya, kelas VII terbagi menjadi tiga rombel (rombongan belajar), kelas VIII sebanyak empat rombel dan kelas IX juga terbagi menjadi empat rombel. "Jadi jumlah total ada 11 rombel," tambahnya.


Dari jumlah tersebut permalasahan pun muncul. Betapa tidak, jumlah kelas yang ada di sekolah tersebut hanya ada 10 ruang. Nah, untuk mensiasatinya, pihak sekolah akhirnya menggunakan musola sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. "Kondisi ini sudah berjalan dua bulan," tambah pria berjambang ini.


Agar tidak jemu, kata Muslich, murid yang menempati musola dilakukan secara bergilir, yakni kelas VIII dan IX. Caranya, kelas VIII selama satu minggu belajar di musola, minggu berikutnya giliran kelas IX.


Sedangkan kelas VII tetap belajar di kelas. "Kalau kelas VII kan masih baru, jadi kasihan kalau harus belajar di musola," ujarnya sepertli dilansir beritajatim.com.


Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di musola bukan tanpa kendala. Apalagi musim angin seperti sekarang ini. Menurut, Muslich, pernah suatu ketika saat pelajaran berlangsung, papan tulis yang ada di musola tersebut roboh tertiup angin. Ironisnya, papan tulis tersebut menimpa kaki salah satu murid.


Apa kendala lainnya? Lagi-lagi Kepala Sekolah ini menngungkapkan, saat datang waktu salat Dzuhur maka murid-murid yang belajar di musola itu akan gotong-royong mengangkat bangku. 


"Karena musolanya kalau Dzuhur dibuat berjamaah, jadinya murid-murid gotong royong untuk meminggirkan bangku," katanya sembari mengatakan bahwa kondisi itu sudah ia laporkan kepada instansi diatasnya. 


Redaktur :  Syaifullah Amin