
Para Kiai NU saat membacakan rekomendasi disela-sela kegiatan Halaqah Ulama di Pesantren Huffadz Manba'ul Qur'an, Labuan, Pandeglang, Banten, Jumat (3/1).
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Pengurus Wilayah Lembaga Batsul Masa’il (LBM) Nadhlatul Ulama (NU) Banten menggelar kegiatan Halaqah Ulama Banten di Pesantren Huffadz Manba'ul Qur'an, Labuan, Pandeglang, Banten, Jumat (3/1). Pada pertemuan antar ulama se-Provinsi Banten tersebut telah merekomendasikan lima hal untuk ditindaklanjuti oleh tokoh agama dan pemerintah di seluruh daerah di Provinsi Banten.
Ketua LBM PWNU Banten Hubab Nafi menuturkan lima rekomendasi tersebut sengaja dirumuskan para kiai sepuh NU di Banten sebagai respons atas berbagai persoalan yang terjadi. Menurutnya, belakangan banyak terjadi gesekan di masyarakat disebabkan isu yang memecah belah persatuan dan kesatuan antar sesama anak bangsa.
Kedua, mendorong berdirinya perguruan tinggi yang berkualitas yang tertumpu pada haluan Ahlusunah wal Jamaah An-Nahdliyah sebagai solusi atas masalah-masalah yang kerap terjadi di wilayah Provinsi Banten.
“Ketiga, mendorong pengembangan kualitas dan mutu pesantren di wilayah Banten sebagai pusat kajian keislaman tentunya pesantren yang berhaluan Aswaja An-Nahdliyah dan dijadikan rujukan ketika menghadapi permasalahan keagamaan, kebangsaan dan keumatan,” kata Hubab kepada NU Online, Sabtu (4/1).
“Rekomendasi dan halaqah ini merupakan ikhtiar kita sebagai sarana dan prasarana untuk merealisasikan cita-cita luhur para kasepuhan dan para Ulama pendahulu kita,” tuturnya.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Muchlishon
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua