Warta

Radikalisasi Agama Harus Diakhiri

Kamis, 20 Oktober 2011 | 00:14 WIB

Semarang, NU Online

Radikalilsasi agam harus diakhiri. Sekarang juga. Sebab ulah radikal penuh kebencian segelintir orang yang mengatasnamakan agama, telah membuat banyak orang susah. Agama jadi tercoreng dan kehidupan masyarakat jadi rusak.  

Demikian disampaikan rais syuriah Pengurus Besar Nadhlatul Ulama KH Masdar Farid Mas'udi dalam Seminar Deradikalisasi Agama yang diadakan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang di Hotel Pandanaran, Rabu (19/10). Acara diikuti perwakilan ormas keagamaan, tokoh masyarakat, cendekiawan dan aktivis mahasiswa. <> 

“Radikalisasi agama harus diakhiri. Sekarang juga,” tegas Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Jakarta ini.

Masdar mengatakan, Islam dan umat muslim adalah pihak yang paling patut tidak terima atas ulah para teroris maupun kelompok radikal yang sering menggunakan istilah jihad maupun syariat bagi gerakan mereka. Sebab tindakan radikal dengan menebar kebencian dan mengobarkan permusuhan, sama sekali tak ada landasannya dalam ajaran Islam. 

Sebab, sambung dia, Islam selalu mengajarkan kedamaian dan keadilan. Orang-orang yang mengaku Islam tetapi tidak menebarkan kedamaian dan menegakkan keadilan, melainkan justru menebar teror dan kezaliman, sama sekali tidak pantas di beri ruang untuk dibenarkan pengakuannya. 

Terkait kekerasan berbalut busana agama, Masdar mendesak pemerintah menindak para pelakuknya. Ia pun mengusulkan agar pelaku dihukum lebih berat.

“Kekerasan atas nama agama, saya kira layak diberi hukuman dua kali lipat, yaitu untuk kezaliman dan atas penodaan agama yang diklaimnya,” imbuhnya.

Lebih lanjut dia menegaskan, kaum Yahudi dulu pernah terlunta-lunta. Teraniaya di Eropa. Mereka menjadikan sejarah itu sebagai pelecut untuk maju. dan kini pengaruh Yahudi begitu kuat di dunia, dan ditakuti di mana-mana. 

Bangsa China yang bisa dikategorikan sebagai umat Budha, lanjut Masdar, juga pernah digencet bangsa Barat ratusan tahun lamanya. China dikucilkan, dituding atheis komunis dan sebagainya. Namun bangsa China melawannya dengan menata diri. Kini China menjadi kekuatan calon adikuasa baru dunia. 

India sebagai representasi umat Hindu, lanjut masdar, juga sekian lama dijajah Inggris. Dalam kemiskinan dan keterbelekangan, India memacu diri dengan mengembangkan pendidikan sebagai prioritas. Anak-anak muda India disekolahkan ke luar negeri. Hasilnya, kini India menjadi bangsa dan negara kuat yang disegani. 

“Nah, jika umat Islam yang kini mayoritas ada di Indonesia, jika merasa dizalimi Barat, jangan melawan dengan teror bom dan sebagainya. Apalagi korbannya malah muslim sendiri. Tirulah umat-umat dan bangsa-bangsa tersebut menempa diri, agar kita menjadi kekuatan besar di masa mendatang,” jelasnya. seraya mengingatkan pendapatnya bahwa Indonesia paling berpeluang menjadi imam negara Islam. 

Pembicara lain, Ketua Pembina Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia Forum Rektor Indonesia, Prof Eko Budihardjo menyampaikan  makalah berjudul Deradikalisasi Agama dalam Perspektif Budaya Indonesia. 

Mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang ini mengatakan, umat Islam Indonesia perlu mengingat sejarah, bahwa masuknya Islam melalui jalan damai. Dengan akulturasi budaya. Disebarkan lewat media wayang dan adat Jawa lainya.  

Maka dari itu, dia mengimbau para pemimpin keagamaan jangan ada yang merusak kedamaian yang sudah ada dengan hal-hal baru dari luar atau pengaruh asing. 

 

Redaktur      : Syaifullah Amin

Kontributor  : Muhammad Ichwan


Terkait