Andy F Noya Berbagi Inspirasi: Lahir dari Keluarga Tak Mampu Jadi Jurnalis Sukses
Sabtu, 24 Mei 2025 | 11:00 WIB

Jurnalis senior Andy F Noya (tengah) mengisi Jurnalistik Filantropi di Cilacap Jawa Tengah, Sabtu (24/5/2025) pagi. (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)
Cilacap, NU Online
Kegiatan Jurnalistik Filantropi yang diadakan NU Online di Pesantren Miftahul Huda, Bajing Kulon, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah menghadirkan jurnalis senior, Andy Flores Noya, Sabtu (24/5/2025) pagi.
Tokoh yang populer melalui program televisi Kick Andy itu mengisahkan masa kecilnya yang lahir dari keluarga tidak mampu secara ekonomi dan drop out dari perguruan tinggi. Namun, dengan ketekunan dan keyakinan ia bisa menjadi jurnalis sukses, serta pernah 3 kali menjabat sebagai pemimpin redaksi di perusahaan media nasional.
Andy menceritakan masa kecilnya yang hidup dalam kesusahan, terutama saat kedua orang tuanya berpisah saat dirinya masih berusia 6 tahun, dan baru bertemu kembali dengan ayahnya pada usia 13 tahun, dan wajah ayahnya sudah berbeda dengan pada foto yang pernah ia lihat. Ia juga harus hidup mandiri sejak usia sekolah dasar.
Ketika telah menikah dan memiliki penghasilan, berpikir bahwa hidupnya akan lepas dari kesulitan, dia harus menopang beberapa keponakannya karena orang tua mereka telah meninggal dunia.
"Poin yang ingin aku ceritakan ada rasa marah, marah sama Tuhan. Ketika aku sudah menikah aku berpikir Tuhan ini tidak adil, Tuhan pilih kasih," ungkapnya.
Diceritakannya, saat sudah mulai duduk di bangku kuliah, kakaknya meninggal dunia, dan kakak yang satunya suaminya meninggalkan sehingga dirinya harus menanggung delapan anak dari dua kakaknya. Karena itu dirinya harus keluar (drop out).
Pada mulanya, dirinya disekolahkan di sekolah vokasi oleh ayahnya, dengan harapan selesai sekolah, ia langsung bisa bekerja. Namun keinginan untuk menjadi jurnalis begitu kuat sehingga dirinya berangkat ke Jakarta lalu menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik, hingga mengantarkan pada karier saat ini.
Setelah sukses dirinya menyadari bahwa banyak hal yang ia rasakan sebagai penderitaan merupakan cara Tuhan menempa dirinya."Kadang kita tidak tahu apa rencana Tuhan," pesannya.
"Aku bersyukur menjadi orang yang seperti sekarang. Orang yang ingin berbagi agar anak-anak di Indonesia merasakan penderitaan yang dulu aku alami," tuturnya.
Ia lantas menyebut bahwa dirinya bertekat menjadi wartawan karena guru sekolah yang menyadari bakat dalam dirinya. "Aku ini bersyukur dengan hidupku, aku bersyukur punya guru yang menemukan bakat, dialah lentera jiwaku," ungkapnya.
"Aku bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan ingin aku melakukan apa yang aku lakukan saat ini," kata Andy di depan para jurnalis dan calon jurnalis NU dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini.
Memproduksi Program Jurnalistik yang Menggerakkan
Pada kesempatan itu, Andy juga menceritakan program Kick Andy tidak hanya melambungkan namanya, namun memberikan inspirasi dan menggerakkan pihak lain memberikan bantuan. Salah satu episode di Kick Andy adalah yang menampilkan narasumber Buyung. Kehidupan Buyung setelah tampil dalam program tersebut mendapat empati dari pemirsa.
"Waktu itu aku tidak merasa bahwa cerita-cerita yang aku angkat itu bisa menggerakkan orang untuk membantu," akunya.
"Dalam waktu dua minggu sudah bisa dapat Rp200 juta, Temen-temen. Lalu kita belikan Buyung yang pertama rumah, kemudian kami simpan uangnya di deposit. Kemudian kami minta kontributor kami, dan ada salah satu anggota DPRD yang bisa dipercaya sama ketua adat di kampungnya untuk menjadi apa ya, orang yang boleh mencatat tandatangan ketika ada pengeluaran dari Buyung," jelasnya.